PROBOLINGGO - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur memberikan edukasi kepada ribuan santri dan pelajar agar terbebas dari ancaman bahaya narkoba. Hal itu dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, Sabtu (05/07/2023).
Pengasuh Ponpes Nurul Jadid KH. Mohammad Zuhri Zaini mengapresiasi kegiatan sosialisasi bertajuk "Santri Menolak NAPZA". Melalui sambutannya, ia menyampaikan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk memberi pengetahuan NAPZA kepada santri, bukan untuk mencoba, namun agar santri bisa menjauhinya.
“Penerus bangsa harus tahu terhadap bahaya narkoba agar bisa mencegahnya. Kalau kecanduan maka akan sulit menghindarinya, ” jelas beliau.
Ancaman kepada negara dan bangsa, lanjut Kiai Zuhri, datang dari dua arah, yaitu terorisme dan obat-obatan terlarang atau NAPZA. Beliau menjabarkan, NAPZA membuat penggunanya merasa senang (kecanduan, Red), sementara terorisme mengancam dan menakutkan.
“Penyebaran obat-obatan, jika tidak dicegah, akan banyak pemuda terseret hingga dia tidak punya masa depan, ” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pencegahan Narkopa BNNP Jatim Indah Purnamasari sebagai pemateri. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan kegiatan sosialisasi NAPZA ini merupakan langkah BNNP Jatim dalam upaya memberantas penyebaran NAPZA di kalangan pemuda, khususnya santri.
“Bukan tidak mungkin santri yang menempuh pendidikan di pesantren menjadi sasaran dari narkoba. Usia santri yang muda dan labil lebih cenderung ingin selalu mencoba sesuatu yang baru, salah satunya narkoba dengan berbagai modif penawaran, ” tegasnya.
Indah menegaskan, perang melawan narkoba harus dilakukan dengan sinergi bersama di semua elemen, tidak bisa dilakukan secara individu instansi. Melibatkan BNNP Jawa Timur dalam acara Sosialisasi NAPZA ini merupakan wujud sinergi bersama dalam menggerakkan santri untuk menolak NAPZA.
Reporter: Ahmad Zainul Khofi
Baca juga:
ITS Perkuat Kerja Sama dengan DUT Tiongkok
|
Editor: Ponirin Mika